Catatan 1: Makna Tukang Sampah

Leave a Comment

Kalimat pada gambar itu bukan hasil dari kekesalan saya, tapi jelas saya kesal hanya dengan memandang gambar di atas. Kalian pernah nonton film keluaran PIXAR dengan judul Wall-E. Film ini mengkrtitisi makhluk sekolah yang menjadi penyumbang kerusakan rumahnya sendiri, Bumi mereka sebut.


Dalam film itu, saya merasakan kengerian, bagaiaman tidak, Bumi tidak lagi didiami oleh manusia melainkan oleh robot bernama Wall-E, ini robot yang ditugaskan tinggal di bumi sebagai tukang sampah. Karena bumi sudah menjadi ladangnya sampah, sampahnya sendiri tidak tahu mau pergi kemana, maka manusia lah yang "mengalah" pergi ke planet lain untuk mengungsi.

Sampah itu mudah dan murah banget deh dibuat, coba saja ludahin permen karet kalian di jalan, beli air kemasan seharga 3000 rupiah lalu lempar sesukanya ke mana pun, atau buang selembaran diskon yang baru kalian baca. Semuanya berakhir sama menjadi Sampah!

Terus saya mau bertanya apa definisi tukang sampah itu?
Saya pernah baca percakapan seorang teman dengan temannya yang jelas bukan teman saya karena saya hanya membaca di sosial media, itu tuh media atau tempat nongkrong orang "tak saling kenal" tapi sok "ngajak berteman".

Terlihat teman gw melempar botol minuman, langsung gw hardik

" Oi, jangan buang sampah sembarang donk"
" Yaelah, nanti juga di pungut tukang sampah" 
" Itu tuh bukan tukang sampah, tapi tukang mungutin sampah, biar jadi duit, nah yang suka buang sampah itu yang namanya TUKANG SAMPAH!"

Salah bahasa Indonesia kah sampai makna nya jadi simpang siur ini, tapi saya sangat setuju, Tukang Sampah itu tukang alias orang yang "gemar" nyampah, buang sana, lempar sana. Habis manis sepah dibuang. Padahal sampah bikin banjir, tapi lucunya yang kebanjiran suka nyampah dan betah, yasalam deh, ojo ngeluh toh!.
Nah peristiwa di atas masih hangat kek tai ayam, sepanjang perjalanan dan menggunakan alasan takut kelaparan karena stuck dijalan yang syukur banget macet nya, mereka sudah menyiapkan makanan, minuman ala kadar di mobil, dengan alasan "kebersihan kendaraan", maka sampah kunyahan mereka berakhir di jalan. Mobil bersih, jalanan kotor. Makasih banget loh oleh-olehnya!

Saya suka bilang sama diri saya sendiri saat berkendara naik motor menuju Jakarta, sering banget menemukan mobil ugal-ugalan atau istilahnya gak santai, saya pernah di pepet mobil, padahal saya naik motor loh, tapi dia ingin maju duluan dengan mengorbankan saya. Saya juga tipikalnya sering gak santai kalau diberlakukan gak adil. 

"Intinya sik, gak semua orang yang naik mobil itu cerdas, cuman ada duit lebih ajah bisa beli mobil"

Saya gak hanya memojokan yang punya mobil loh (walaupun di gambar kebanyak yang pakai mobil), siapapun dalam hal ini yang jadi "Tukang Sampah" itu bikin saya heran, bisa sekolah tinggi ataupun orang kaya yang bisa beli ini itu tapi kerjanya sama, suka NYAMPAH! tapi begitu dikatain "BEGO" dia tidak terima, kadang pakai alasan universal

"Lihat donk, yang lain juga begitu!"

Ini sih kelihatan banget ego atau bego, enggak mau disalahkan. Coba ajah gituin pas momenya dia buang sampah, nah pendidikan orang tuh kelihatan dari sikap dia, sukur-sukur kalau malu.

Apasih susahnya cari gentong bulet buat naroh sampah, apa yah susahnya?
Kek bawa batu 10 kg yah kalo megang botol minuman selagi cari tempat sampah?
Kayaknya aneh gitu kalau lihat tempat umum itu bersih?
Berasa tempat sampah itu adanya di mars, jauh.......banget dijangkau.


Saya selalu bilang agar mulai dari diri sendiri, jangan komenin orang lah kalau diri sendiri belum "sadar" juga, atau mungkin melakukan hal yang sama jeleknya, tidak ada kebanggaan disitu, sama sekali tidak!

Mulai dari diri sendiri, meskipun tidak ada perubahan berarti karena kita, tapi setidaknya kita berbeda dan tidak sama dengan orang "bodoh" itu. Jangan gelar jadi label saja, jangan kekayaan jadi pameran saja kalau masih belum "bener" buang sampah nya.

Well, noted for meh to!


-Sasoriza
 

 
Next PostNewer Post Home

0 comments:

Post a Comment

Translate

video

Flickr Images

Popular Posts